Selasa peristiwa berbunga di pundak labu bulat yang menguning Atas nama berhala dan patung-patung tanpa kepala Angin kabarkan sepucuk ketiadaan dalam riak danau yang tenang

Sebuah sajadah tua terbentang tepat di depan dipan kayu tua
Sosok gigih berbungkus jujur terpancar dari bola mata yang tertutup pelupuk-nya
"Sudah larut memang"
Angin masuk lewat tirai-tirai lusuh di balik jendela
Membawa naluri malam berbau aroma bulan dan bintang
Roh-roh para leluhur berdoa di bawah sinar lentera pijar
Angin tak berhenti
"Pilih saja dia, bisik salah satu roh tanpa kepala"
Tangan-nya yang patah bekas tertabrak alat berat tahun 1930 pada zaman hindia belanda
Seorang perempuan bermahkota di kepala dengan baju serba putih berdansa sendiri tanpa alunan musik
"Dia tidak memilih tuanya"
Bisikan perempuan itu menerbangkan jutaan harapan
Malam senantiasa penuh misteri dengan redup nya langit
"Sudahlah, lebih baik aku berdansa. Biarkan teka-teki hidup di batin anak adam"
Riuh-lah malam dengan tarian tanpa musik
-sayang, pendengaran anak cucu adam tak akan pernah mendengar nya-
Pukul 10 malam hingga pukul 4 pagi
Jutaan surat melayang di udara
Yang kemudian kita nama-i mimpi
Dia tidak memilih tuannya
Dia datang kepada siapa yang -maha kuasa- kehendaki!
Tunggulah!
Jangan tutup jendela
Biarkan angin dan malam membawanya pada mu :)
12-26 Malang, 25th November 201
Comments