Tulisan ini aku tulis dalam hening malam
Aku hadiahkan untuk seseorang yang hatinya tidak lagi padaku
Selamat membaca nada ku, kau sempat menjadi melodi dari bait-bait rapuh dalam tulisan ini.
Kau hidupkan aku dengan cara yang berbeda namun segalanya aku pahami sebagai masa lalu
Izinkan aku melukiskan beberapa patah kata sebelum kau benar-benar hilang dari angan, mata dan hariku

Di batas senja kota ini
pada ribuan kisah yang menua bersama sang waktu
aku tertegun pada bayang dengan aroma tubuh yang sama
aku sempat memanggilnya kecintaan
alasan terbesar kenapa aku masih menyala
alasan terkuat kenapa aku masih bermimpi
karena aku ingin menghidupkannya sampai tua
Ini batasnya...
Senja tak lagi sama
bulan demi bulan berlalu sepanjang jalan
sepanjang beribu kenangan yang pernah kita bangun bersama
hilang dalam begitu banyak kisah yang kita lalui tanpa satu sama lain
kisah yang tanpa kita sadari menjadi alasan utama ini harus selesai
karena ketiadaan memang tak termaafkan
Aku sudah bilang ini batasnya...
Aku menyadari
sepenuhnya aku memahami
kehadiranku hanya bayang tanpa sekat di hatimu
bisa engkau rasa namun tak bisa kau genggam disaat kau butuh peganggan
namun bukan kah kasih maha sempurna? dapat tertebus oleh jarak dan waktu?
ternyata tidak
ternyata hidup dalam ketiadaan satu sama lain mengajarkan kita arti pola yang baru
Sepenuhnya aku batasi...
Hari berlalu begitu cepat dalam hitungannya
aku kembali terbangun dari angan tentangmu
bahwa kenyataan lebih pahit dari mimpi dan anganku
alasan ku pergi bukan karena takut menua bersamamu
alasan ku pergi karena aku ingin kembali dan menjemputmu
hanya saja sekarang bukan waktunya
maafkan aku membuat mu menunggu di batas kota ini
batas yang sejak lama aku benci
-aku benci batas-
-aku benci jarak-
tapi aku tetap bersikeras mencinta
Dari mimpi dan batas
Padamu yang kini entah apa yang engkau pikirkan
bila suatu hari kau merindukan ku
biarlah angin yang menyampaikan
biarlah mimpi yang menggambarkan
padamu yang kini entah terbangun atau tidak dalam tidurmu
berjalanlah ke depan
bila suatu hari kita bertemu di jalan, suasana, masa dan cara yang berbeda
aku tetap akan bahagia
karena aku menyadari
-lentera yang menyala sepanjang tidurku
-dekapan yang hangat sepanjang dingin ku
-semangat yang besar sepanjang lelah ku
-rindu yang menggebu sepanjang jauh ku
-cerita yang hangat sepanjang diamku
-warna yang menyala
-tangan yang mendekap ku
-tubuh yang memeluk ku
-bibir yang mengecup ku
adalah kamu
itu takkan ku lupa
kebahagian yang kita ciptakan adalah bagian dari sejarah dalam buku yang sama
hanya saja berbeda pada bab selanjutnya
--------------------
batas akhir
Tulisan ini manja dan rapuh
tapi ingatlah bagaimana kita melewati hidup bersama
tularkan kebaikan hatimu pada yang lain
aku berharap orang setelah ku adalah yang lebih baik dari aku
terima kasih cangkir putihku :")
Malang, 5 Oktober 2016
Comments