top of page

Hati yang hatinya tak lagi padaku

Writer's picture: AndiAndi

Tulisan ini aku tulis dalam hening malam

Aku hadiahkan untuk seseorang yang hatinya tidak lagi padaku

Selamat membaca nada ku, kau sempat menjadi melodi dari bait-bait rapuh dalam tulisan ini.

Kau hidupkan aku dengan cara yang berbeda namun segalanya aku pahami sebagai masa lalu

Izinkan aku melukiskan beberapa patah kata sebelum kau benar-benar hilang dari angan, mata dan hariku


Di batas senja kota ini

pada ribuan kisah yang menua bersama sang waktu

aku tertegun pada bayang dengan aroma tubuh yang sama

aku sempat memanggilnya kecintaan

alasan terbesar kenapa aku masih menyala

alasan terkuat kenapa aku masih bermimpi

karena aku ingin menghidupkannya sampai tua


Ini batasnya...


Senja tak lagi sama

bulan demi bulan berlalu sepanjang jalan

sepanjang beribu kenangan yang pernah kita bangun bersama

hilang dalam begitu banyak kisah yang kita lalui tanpa satu sama lain

kisah yang tanpa kita sadari menjadi alasan utama ini harus selesai

karena ketiadaan memang tak termaafkan


Aku sudah bilang ini batasnya...


Aku menyadari

sepenuhnya aku memahami

kehadiranku hanya bayang tanpa sekat di hatimu

bisa engkau rasa namun tak bisa kau genggam disaat kau butuh peganggan

namun bukan kah kasih maha sempurna? dapat tertebus oleh jarak dan waktu?

ternyata tidak

ternyata hidup dalam ketiadaan satu sama lain mengajarkan kita arti pola yang baru


Sepenuhnya aku batasi...


Hari berlalu begitu cepat dalam hitungannya

aku kembali terbangun dari angan tentangmu

bahwa kenyataan lebih pahit dari mimpi dan anganku

alasan ku pergi bukan karena takut menua bersamamu

alasan ku pergi karena aku ingin kembali dan menjemputmu

hanya saja sekarang bukan waktunya

maafkan aku membuat mu menunggu di batas kota ini

batas yang sejak lama aku benci

-aku benci batas-

-aku benci jarak-

tapi aku tetap bersikeras mencinta


Dari mimpi dan batas


Padamu yang kini entah apa yang engkau pikirkan

bila suatu hari kau merindukan ku

biarlah angin yang menyampaikan

biarlah mimpi yang menggambarkan

padamu yang kini entah terbangun atau tidak dalam tidurmu

berjalanlah ke depan

bila suatu hari kita bertemu di jalan, suasana, masa dan cara yang berbeda

aku tetap akan bahagia

karena aku menyadari

-lentera yang menyala sepanjang tidurku

-dekapan yang hangat sepanjang dingin ku

-semangat yang besar sepanjang lelah ku

-rindu yang menggebu sepanjang jauh ku

-cerita yang hangat sepanjang diamku

-warna yang menyala

-tangan yang mendekap ku

-tubuh yang memeluk ku

-bibir yang mengecup ku

adalah kamu

itu takkan ku lupa

kebahagian yang kita ciptakan adalah bagian dari sejarah dalam buku yang sama

hanya saja berbeda pada bab selanjutnya


--------------------


batas akhir

Tulisan ini manja dan rapuh

tapi ingatlah bagaimana kita melewati hidup bersama

tularkan kebaikan hatimu pada yang lain

aku berharap orang setelah ku adalah yang lebih baik dari aku

terima kasih cangkir putihku :")


Malang, 5 Oktober 2016

10 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


Created by Andi with ♥️

  • Black Instagram Icon
  • Black LinkedIn Icon
bottom of page